Sejarah Penemuan dan Perkembangan Laptop Pertama Kali

Penemuan laptop telah jauh membawa kita pada kepraktisan dalam penggunaan komputer. Dahulu sebelum ada laptop, komputer hanya bisa digunakan di tempat tertentu karena bentuknya besar dan bobotnya berat.

Iya, laptop atau komputer jinjing merupakan sebuah versi yang lebih ringkas dari PC (Personal Computer), yang tentunya sangat menunjang pekerjaan kita semua karena ukurannya yang ringkas, bisa dibawa kemana-mana (portable), dan kemampuannya yang tidak kalah jika dibandingkan dengan PC.

Keberadaan komputer jinjing ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan kegiatan manusia sehari-hari.

Laptop pun tidak hanya digunakan untuk orang di perkantoran, melainkan juga banyak digunakan oleh para pelajar.

Kebutuhan pelajar akan komputer jinjing ini pun juga semakin meningkat saat pandemi COVID-19, karena hampir semua kegiatan belajar di sekolah dilakukan secara online dari rumah.

Dengan kemampuan dan spesifikasi yang bagus, komputer jinjing ini tetap menjadi pilihan, walaupun baru-baru ini sudah banyak PC yang merancang CPU-nya dengan ukuran yang sangat kecil, atau yang biasa kita kenal dengan nama mini PC.

Penemuan Laptop Pertama Kali

Laptop pertama kali dirancang oleh seseorang yang bernama Adam Osborne. Ia seseorang berkebangsaan United Kingdom, dan lahir di Inggris pada tanggal 6 Maret 1939.

Osborne merupakan alumni dari Univertas Birmingham, Inggris dan mendapatkan gelar doktornya di Universitas Delaware, Amerika Serikat.

Dari sejak kecil hingga dewasa, Osborne sudah sangat menyukai hal yang berbau teknologi. Saat lulus kuliah pun, ia bekerja sebagai penulis, sekaligus sebagai pembuat software.

Nah, ide Osborne untuk membuat laptop ini muncul dari seseorang yang bernama Alan Kay. Kay mempunyai konsep tentang sebuah komputer jinjing, yang nantinya menjadi cikal bakal dari laptop yang sekarang kita pakai.

Dari ide Kay, Osborne kemudian membuat sebuah portable computer pertama yang diberi nama Osborne 1.

Osborne bekerjasama dengan perusahaan perangkat keras yang juga ahli dalam mendesain papan sirkuit prosesor.

Pada saat itu, tentunya Osborne 1 ini sangat berbeda jauh dengan komputer jinjing yang banyak kita kenal saat ini.

Osborne 1 ini memiliki berat lebih dari 10 kilogram, dan dengan ukuran layar hanya 5 inci. Laptop ini juga sudah dilengkapi dengan baterai kecil, floppy disk, memori, dan keyboard.

Penampakan Laptop Pertama di Dunia, OSBORNE 1

Osborne 1 berhasil diperkenalkan pada tahun 1981 dan dijual dengan harga 1.795 US$, atau setara dengan Rp25.770.000,- (kurs per tanggal 2 November 2021).

Meskipun tergolong cukup mahal, kehadiran Osborne 1 memberikan dampak besar bagi para profesional dan pebisnis teknologi. Dampak tersebut berupa kemudahan, yaitu untuk pertama kalinya, mereka bisa membawa komputer dan data pentingnya kemanapun mereka pergi.

Setahun kemudian setelah Osborne 1 dirilis, terdapat komputer jinjing lain yang dirilis, yaitu The Compaq Portable. Komputer jinjing buatan Compaq ini mulai dikirim ke berbagai negara pada tahun 1983 dengan harga 2.995 US$, atau setara dengan Rp42.998.000,- (kurs per tanggal 2 November 2021).

Dengan ukuran yang hampir sama dengan Osborne 1, The Compaq Portable dapat dilipat dan dimasukkan dalam sebuah koper yang ukurannya hampir sama dengan ukuran mesin jahit portable.

Compaq Portable 1

Lalu Compaq mengembangkan lagi Compaq Portable II yang sudah memiliki kemampuan menampilkan diagram dengan resolusi gambar yang lebih bagus. Compaq Portable II ini dikembangkan untuk tujuan desain, dan dipatenkan dengan merek Compaq di pasaran.

Compaq Portable 2

Sejak saat itu, komputer jinjing semakin banyak dirancang oleh para produsen komputer.

Perkembangan laptop yang cukup signifikan juga terjadi di Jepang, saat dirilisnya Epson HX-20 pada Juli 1982 oleh Seiko Epson.

Dengan dilengkapi 68 tombol keyboard dan baterai NiCd (nikel kadmium) yang dapat diisi ulang, Epson HX-20 memiliki layar LCD dot matrix dengan resolusi 120 × 32 piksel.

Layar Epson HX-20 ini hanya mampu menampung empat baris teks dengan maksimal 20 karakter per baris teks. Komputer jinjing ini bekerja dengan bahasa pemrograman Microsoft Basic.

Dengan RAM 16 KB serta memori internal yang masih sangat kecil, Epson HX-20 ini masih terkesan sangat “primitif”. Bahkan, untuk mengolah kata dan spreadsheet sekalipun, kemampuannya masih sangat terbatas.

Epson HX-20

Pada periode perilisan Epson HX-20 ini, pengembangan komputer jinjing masih terus menerus dilakukan. Di Australia, dirilislah Dulmont Magnum pada tahun 1983. Dulmont Magnum ini baru dipasarkan secara internasional oleh Dulmont pada tahun 1984 hingga 1985.

Dulmont Magnum, salah satu laptop pertama di dunia

Selain itu, beberapa produsen juga ikut meramaikan pengembangan komputer jinjing pada kurun waktu tersebut. Salah satu produsen yang mengembangkan komputer jinjing saat itu adalah Sharp dan Toshiba.

Teknik baru pun terus dikembangkan, seperti adanya panel sentuh (Gavilan SC pada tahun 1983), pointer untuk mouse (IBM ThinkPad 700 pada tahun 1992) dan pengenalan tulisan tangan.

Perkembangan laptop ini cukup beriringan dengan perkembangan prosesor, sehingga kinerja laptop semakin lama semakin baik.

Pada tahun 1988, Compaq SLT sudah bisa menghasilkan resolusi layar 640 × 480 piksel. Tiga tahun setelahnya (tahun 1991), mulai dihadirkan komputer jinjing yang dapat menampilkan gambar yang berwarna.

Hingga memasuki abad ke-21, komputer jinjing ini sudah memiliki layar yang berukuran 17 inci, tentunya dengan bobot yang lebih ringan dan kinerja yang semakin mumpuni. Laptop pada masa ini juga sudah disematkan webcam dan hard drive 2,5 inci sebagai media penyimpanan yang lebih ringkas.

Perkembangan Laptop

Saat ini, banyak hal yang terus menerus dikembangkan oleh para produsen agar dapat menghasilkan komputer jinjing yang semakin mobile dan mampu menunjang kegiatan setiap orang.

Perkembangan ini pun tentunya bersamaan dengan perkembangan komputer dalam hal perangkat kerasnya, sehingga semakin banyak komponen perangkat keras yang mempunyai kinerja yang lebih bagus, namun dengan ukuran yang lebih kecil dan ringkas.

Dalam hal media penyimpanan, banyak orang yang menganggap HDD (Hard Disk Drive) memiliki banyak kekurangan dalam hal kecepatan dan ketahanan untuk aktivitas mobile. Anggapan ini membuat Sandisk pada tahun 1991 mulai memperkenalkan SSD (Solid State Drive) sebagai media penyimpanan dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada HDD.

Selain media penyimpanannya, ukuran dan kualitas layar juga mendapat banyak perhatian pada perkembangan komputer jinjing ini.

Saat ini, komputer jinjing yang paling banyak beredar memiliki ukuran layar 14 inci, walaupun ada juga ukuran lain yang lebih besar seperti 17 hingga 18 inci.

Ada juga komputer jinjing yang memiliki ukuran yang lebih kecil daripada 14 inci, seperti 10 hingga 11 inci.

Secara kualitas layar, komputer jinjing pun juga sudah banyak mengalami peningkatan.

Nah, berdasarkan kualitas layarnya, terdapat beberapa jenis komputer jinjing.

Dari sekian banyak kualitas layar yang beredar di pasar, terdapat tiga jenis layar komputer jinjing yang saat ini paling banyak dipakai.

Ketiga jenis layar tersebut adalah:

  • Layar TN (Twisted Nematic)

TN merupakan jenis layar yang dianggap memiliki teknologi yang tergolong “jadul”. Walaupun demikian, jenis panel ini paling banyak digunakan pada komputer jinjing yang bersegmen entry level.

Salah satu kekurangan TN adalah keterbatasan sudut pandang, yang membuat layar ini harus dilihat pada beberapa sudut-sudut tertentu saja agar dapat terlihat jelas.

  • Layar IPS (In Plane Switching)

Panel IPS memberikan kualitas gambar yang lebih bagus dari panel TN, dengan sudut pandang pengguna yang lebih lebar, tanpa mengurangi ketajaman gambar. Panel ini juga menghasilkan warna yang lebih akurat dan tajam. Saat ini, panel IPS banyak digunakan pada komputer jinjing kelas menengah hingga kelas atas.

  • Layar OLED (Organic Light Emitted Diode)

Layar OLED awalnya banyak digunakan pada televisi dan smartphone. Walaupun begitu, saat ini sudah banyak komputer jinjing yang juga menggunakan panel ini. Kualitas gambar dan warna yang lebih bagus daripada panel IPS membuat komputer jinjing dengan panel OLED ini dibanderol dengan harga yang relatif mahal.

Selain layar, posisi bukaan layar laptop pun juga sudah mengalami banyak penyesuaian.

Misalnya saja model convertible laptop, atau laptop 2-in-1. Pada laptop yang konvertibel ini, layarnya dapat dibuka dalam beberapa mode seperti mode datar 180 derajat, mode tenda, dan mode tablet.

Jenis prosesor komputer jinjing pun juga sudah disesuaikan dengan target pengguna. Hal inilah yang membuat kita mengenal adanya laptop gaming dengan spesifikasi hardware yang lebih tinggi dan khusus digunakan untuk keperluan gaming.

Lalu, ada juga Ultrabook yang ditujukan untuk pengolahan video dan desain visual, yang tentunya berbeda dengan komputer jinjing umum yang digunakan untuk keperluan perkantoran.

Dukungan periferal baru juga semakin meningkatkan peranan komputer jinjing terhadap perangkat lain, seperti proyektor. Hal ini ditandai dengan adanya variasi port pada bagian kiri dan kanan laptop.

Salah satu port yang dimiliki oleh komputer jinjing adalah Thunderbolt port yang menunjang data transfer dengan sangat cepat, dan dalam jumlah yang besar. Thunderbolt port ini juga digunakan untuk menghubungkan komputer jinjing dengan external VGA untuk meningkatkan performa pengolah grafik pada komputer jinjing.

Itulah sekilas mengenai sejarah penemuan dan perkembangan laptop hingga saat ini. Ketersediaan berbagai jenis laptop dengan spesifikasi dan harga yang bervariasi membuat konsumen dapat memilih laptop yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

Exit mobile version