Siaran pers yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tanggal 17 Agustus 2021 kemarin menyebutkan bahwa pemerintah telah mengeluarkan keputusan untuk menghentikan seluruh penyiaran televisi analog (analog TV) dan menggantinya dengan siaran televisi digital (digital TV).
Pengalihan ini lebih dikenal dengan istilah Analog Switch Off (ASO), dan akan mulai direalisasikan sepanjang tahun 2022 mendatang.
Penerapan ASO yang mulai direalisasikan tahun depan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2022, tahap kedua akan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2022, dan tahap ketiganya akan diselesaikan pada tanggal 2 November 2022.
Kominfo, melalui Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt Dirjen) Ismail mengimbau masyarakat yang terbiasa menonton siaran televisi analog agar mulai mempersiapkan diri menyambut siaran-siaran televisi digital. Beliau juga menyarankan agar semua pemangku kepentingan bisa membantu masyarakatnya dalam menghadapi peralihan ini.
Nah, menindaklanjuti himbauan yang diberikan oleh Plt Dirjen Ismail ini, kita sebagai masyarakat dapat melakukan beberapa hal sebagai bentuk persiapan memasuki era siaran televisi digital ini.
Cara Menerima Siaran TV Digital
Ada dua alternatif yang bisa anda lakukan agar anda tetap bisa menerima siaran televisi digital seperti biasa. Kedua alternatif ini adalah sebagai berikut.
- Mengganti televisi analog dengan televisi digital
Salah satu alternatif yang dapat kita lakukan adalah mengganti televisi lama kita menjadi televisi yang bisa menerima sinyal digital. Jika anda sudah menggunakan televisi digital saat ini, maka anda tinggal mengecek kondisi antena UHF (Ultra High Frequency) yang sudah anda gunakan sebelumnya. Cek kondisi antena UHF anda, apakah masih dalam kondisi baik, apakah perlu ditambahkan booster atau, apakah antena tersebut sudah harus diganti
- Menggunakan STB
Selain cara yang pertama, anda juga bisa menggunakan televisi lama anda tanpa menggantinya dengan televisi yang baru.
Namun, anda harus membeli satu alat ekstra yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital.
Alat tersebut bernama Set Top Box (STB), dan anda dapat membelinya dengan harga yang relatif murah, yaitu sekitar 100 hingga 300 ribu rupiah.
Berikut rekomendasi STB DVB-T2 terlaris di Shopee:
- Matrix, sudah terjual lebih dari 10 ribu unit. Cek di Shopee: https://shope.ee/5pXqfkxiKH
- Advance, sudah terjual lebih dari 10 ribu unit. Cek di Shopee: https://shope.ee/4zyjgMahbV
- Evinix, sudah terjual lebih dari 8 ribu unit. Cek di Shopee: https://shope.ee/7zcLFYgi4e
- Polytron, sudah terjual lebih dari 2 ribu unit. Cek di Shopee:
https://shope.ee/LCzlDjb6n - Nagoya atau NGY, sudah terjual lebih dari 2 ribu unit. Cek di Shopee:
https://shope.ee/4APiKNEZ60
Perbedaan Siaran Televisi (TV) Digital dan Televisi Analog
Mungkin anda sudah tidak asing dengan kata digital dan analog. Lalu apa sih perbedaan tv digital dan tv analog?
Perbedaan tv analog dan tv digital terletak pada sinyal yang dipancarkan.
Sinyal siaran televisi analog pada dasarnya sama seperti gelombang radio yang dipancarkan, lalu diterima oleh antenna. Pada pancaran gelombang tersebut, sinyal gambar (video) ditransmisikan dalam gelombang AM dan sinyal suara (audio) ditransmisikan dalam gelombang FM.
Selama proses transmisi, sinyal ini sangat rentan terhadap berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan ini dapat berupa kondisi cuaca, bangunan, gedung, dan jarak penerima.
Berbeda dengan siaran televisi analog, sinyal siaran televisi digital akan mentransmisikan bit data informasi seperti pada CD (Compact Disk). Karena sistem transmisi inilah, terdapat beberapa layanan televisi berlangganan untuk menggunakan siaran televisi digital.
Lebih detail lagi perbedaan tv digital dan tv analog akan diuraikan secara detail di bawah ini:
- Kualitas Gambar dan Suara
Jika dilihat berdasarkan kualitas gambar dan suara, siaran televisi digital akan jauh lebih baik kualitasnya daripada siaran televisi analog.
Dengan sinyal yang berbentuk bit data, maka tampilan gambar dan kualitas suara akan lebih bagus dan lebih jernih. Hal ini disebabkan karena sinyal siaran televisi digital tidak terpengaruh pada keadaan sekitarnya, misalkan seperti cuaca.
Mungkin anda pernah mengalami kondisi gambar yang nampak seperti “banyak semutnya”, atau suara yang kurang jernih dan terdengar seperti kresek-kresek. Nah, kondisi-kondisi yang seperti ini merupakan gejala yang umum terjadi pada siaran televisi analog. Hal ini pun semakin diperparah dengan adanya saluran suatu stasiun televisi yang tidak dapat ditangkap ketika berada pada ruangan tertentu.
Nah, untuk menyelesaikan masalah ini, tidak jarang kita memutar-mutar arah antena, hingga saluran stasiun tersebut dapat tertampil pada televisi kita.
Dengan siaran televisi digital, kendala-kendala tadi tidak akan terjadi, sehingga secara umum kualitas gambar dan suara pada siaran televisi digital jauh lebih lancar daripada siaran televisi analog.
- Pemancar Televisi
Dalam hal pemancar, kedua jenis televisi ini juga memiliki cara kerja yang sangat berbeda.
Kualitas siaran televisi analog sangat bergantung pada jarak stasiun pemancar televisi. Semakin jauh jarak antena penerima terhadap stasiun pemancar, maka kualitas gambar yang diterimapun akan semakin buruk dan semakin mudah mendapat gangguan, terutama gangguan cuaca.
Pada televisi digital, kualitas siarannya tidak dipengaruhi oleh seberapa jauh dekatnya antena penerima dengan stasiun pemancar.
Setiap antena digital yang ter-cover oleh sinyal digital akan mempunyai kualitas gambar yang sama, dan kualitas gambar ini tidak bergantung pada jarak penerima terhadap pemancar.
- Jenis Televisi
Televisi analog sangat identik dengan layar tabung (Cathode Ray Tube/CRT), walaupun memang saat ini banyak televisi analog yang sudah menggunakan layar datar atau LED. Televisi berlayar datar ini pun hanya dapat menangkap sinyal analog saja.
Agar televisi analog ini dapat menampilkan gambar siaran televisi digital, maka televisi tersebut memerlukan STB. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, STB berfungsi untuk televisi analog agar dapat menangkap dan menampilkan gambar siaran televisi digital.
Di lain pihak, televisi digital terkesan lebih canggih dan lebih kekinian, apalagi televisi digital masa kini sudah merupakan smart tv. Dimana tv ini sudah memiliki media multifungsi, bisa terhubung dengan internet, bisa menikmati Youtube, Netflix, dan lain-lain.
Lebih menyenangkan lagi tv digital yang sudah smart tv ini biasanya mempunyai resolusi gambar yang lebih tinggi, sehingga dapat menampilkan gambar High Definition (HD).
Gambar ini pun ditampilkan dengan ratio aspect 16:9 sehingga gambar yang ditampilkan dapat lebih tajam dan nampak sinematik.
Namun tidak semua smart tv bisa menerima siaran tv digital. Smart tv dapat menerima siaran televisi (tv) digital, jika pada smart tv tersebut tersedia pilihan DTV (Digital TV) pada saat mencari saluran televisi, ini bisa terjadi jika STB sudah tersemat di dalam unitnya.
- Fitur
Televisi analog biasanya tidak memiliki fitur apapun, selain menampilkan gambar yang diterima dari antena pada suatu saluran frekuensi tertentu.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan televisi digital yang umunya dilengkapi dengan banyak fitur-fitur canggih. Fitur-fitur ini pun juga beragam jumlahnya, tergantung dari jenis televisi digital tersebut.
Cara Kerja Sinyal Digital dan Sinyal Analog
Sinyal analog berbentuk gelombang kontinu yang membawa informasi tertentu pada karakteristik gelombangnya. Parameter yang paling menentukan gelombang analog adalah frekuensi, amplitudo gelombang, dan fase gelombang.
Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan gelombang sinyal analog, sementara frekuensi adalah jumlah gelombang analog yang merambat dalam satu detik. Untuk pemancar televisi, frekuensi yang digunakan adalah 700 MHz.
Fase gelombang juga merupakan salah satu parameter yang paling menentukan gelombang analog, selain amplitude dan frekuensi.
Fase gelombang adalah sudut dari sinyal gelombang analog pada saat tertentu. Dari sinyal tersebut kemudian dilakukan pengkodean (encoding) menjadi tiga standar encoding yaitu NTSC (National Television Standards Committee), PAL (Phase Alternating Line), dan SECAM (Sequential Color with Memory).
Hasil encoding tersebut kemudian dilakukan modulasi pada frekuensi sehingga berubah menjadi sinyal VHF (Very High Frequency) dan sinyal UHF.
Dari sinyal VHF dan UHF tadi, dilakukanlah modulasi pada amplitudo untuk menghasilkan gambar (video), yang dikenal dengan AM (Amplitude Modulation) dan modulasi pada frekuensi untuk menghasilkan suara (audio), atau yang dikenal dengan FM (Frequency Modulation).
Dua sinyal inilah yang akhirnya diterima di antena dan ditampilkan pada televisi analog. Karena sinyal analog ini merupakan gelombang elektromagnetik, maka transmisi sinyal analog sangat rentan mendapat gangguan, terutama cuaca.
Berbeda dengan sinyal analog, pada sinyal digital, informasi yang ditransmisikan tidak berbentuk gelombang tetapi berupa digit (angka) biner. Angka-angka biner ini juga disebut dengan logika Boolean, sebuah logika dengan angka kombinasi angka 0 dan 1.
Karena yang ditransmisikan adalah angka biner, bukan gelombang, maka diperlukanlah alat untuk mengkonversikan digit biner tadi menjadi informasi gambar dan suara. Informasi ini juga bisa dihasilkan dalam bentuk teks.
Pada televisi digital, alat decoder yang berperan sebagai konverter tadi sudah langsung tersemat pada sebuah unit televisi digital.
Namun, jika anda menggunakan televisi analog untuk menampilkan siaran digital, maka anda akan memerlukan STB yang berperan sebagai decoder untuk mengkonversi sinyal digital tadi.
Karena sinyal digital tidak terganggu dengan adanya banyak variabel seperti gelombang televisi analog tadi, maka sinyal digital tidak memerlukan sumber listrik yang tinggi.
Hal ini menyebabkan siaran digital dapat tampil dengan lebih stabil, lebih tahan terhadap gangguan cuaca, dan lebih mampu menyalurkan data dalam jumlah dan kecepatan yang tinggi.
Itulah sebabnya sinyal televisi digital akan menghasilkan gambar yang lebih tajam dan suara yang lebih jernih daripada sinyal televisi analog.
Leave a Reply