Saat anda ingin membeli sebuah smartphone tentu chipset menjadi salah satu pertimbangan penting saat memilih, dimana anda akan mencari chipset yang memberikan performa terbaik.
Chipset (kumpulan cip) merupakan salah satu komponen terpenting pada sebuah perangkat smartphone.
Chipset merupakan gabungan dari CPU dan GPU, sehingga dalam sebuah smartphone ia berfungsi sebagai otak yang memproses semua data serta mengolah dan menampilkan gambar pada perangkat smartphone tersebut.
Uji Performa Chipset Smartphone
Chipset yang baik adalah chipset yang mampu menghasilkan kualitas performa yang mumpuni pada sebuah smartphone.
Nah, kualitas performa sebuah chipset ini sangat dipengaruhi oleh banyaknya core (inti) dalam chipset tersebut. Semakin banyak jumlah core dalam sebuah chipset, maka proses pengolahan data dan gambar pun juga akan semakin cepat dan akurat.
Selain berdasarkan jumlah core, kita juga dapat mengetahui kualitas sebuah chipset dengan cara mengukurnya secara langsung.
Ada beberapa alat uji yang biasa digunakan untuk mengetahui performa sebuah perangkat smartphone, yang secara tidak langsung menggambarkan juga kualitas chipset pada smartphone tersebut.
Alat uji ini disebut dengan benchmark, dan benchmark yang paling umum digunakan yaitu Antutu benchmark (biasa ditulis dengan gaya An Tu Tu, AnTuTu, atau ANTUTU) dan Geekbench.
Hasil benchmark ini berupa nilai atau skor tertentu yang merepresentasikan performa sebuah chipset. Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari hasil pengujian, maka semakin bagus pula kualitas performa dari chipset tersebut.
Kedua benchmark ini juga menjadi dasar dari sistem penskoran baru yang dibuat oleh banyak orang. Misalnya seperti Nano Review dan Aryan Ali dari Specser yang memberi rating setiap chipset-nya dengan A+, A, B, C, atau D.
Nano Review bahkan melengkapi rating chipset-nya denganskor yang berskala nol hingga 100. Pemberian rating dan skor ini didasarkan pada skor Antutu (terutama Antutu 9) dan Geekbench (terutama Geekbench 5), lalu dirata-ratakan.
Nah, berkat adanya benchmark seperti ini, maka kita dapat mengetahui dengan jelas chipset apa saja yang mampu menghasilkan performa terbaik untuk smartphone kita.
10 Chipset Terbaik di Tahun 2021
Berikut ini daftar sepuluh chipset terbaik pada tahun 2021 yang masih bisa dipertimbangkan dan layak untuk dibeli di tahun depan.
A15 Bionic
Chipset terbaru dari Apple Inc. ini tersemat pada iPhone 13. Chipset ini diklaim sebagai chipset dengan GPU terbaru, sehingga ia dapat memproses data dan grafik dengan kecepatan yang sangat tinggi.
A15 Bionic bekerja dengan dua core prosesor berkinerja tinggi dan empat core untuk efisiensi. GPU-nya sendiri memiliki empat core. Dalam cip yang kecil ini, terdapat 15 miliar transistor dengan fabrikasinya sebesar 5 nanometer.
Lebih lanjut lagi, chipset ini dilengkapi dengan teknologi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan)untuk menghasilkan foto yang lebih baik.
Nano Review memberi skor 98 dari skala 100 untuk A15 Bionic, dengan rating A+, dengan skor Antutu 9-nya 802.905 dan skor Geekbench 5–nya 1744 untuk single core dan 4729 untuk multi core.
A14 Bionic
Selain A15 Bionic, chipset dari Apple Inc. lain yang dinobatkan sebagai chipset terbaik pada tahun 2021 adalah chipset A14 Bionic.
Chipset ini tetap dapat disebut sebagai chipset yang berperforma bagus, walaupun chipset ini mempunyai jumlah transistor yang lebih sedikit daripada A15 Bionic, yaitu 11,8 miliar transistor.
A14 Bionic memiliki enam core CPU dan empat core GPU. Apple Inc. mengklaim bahwa kemampuan GPU pada chipset ini 50% lebih kencang jika dibandingkan GPU kelas atas pada chipset dari produsen lain.
Meskipun skor Geekbench 5-nya sedikit lebih rendah dibandingkan A15 Bionic yaitu 1604 untuk single core dan 4141 untuk multi core, A14 Bionic mampu memberikan lompatan kinerja ML (machine learning) secara signifikan hingga 80% dibandingkan dengan chipset generasi sebelumnya yaitu A13 Bionic.
Karena penggunaan ML yang cukup signifikan, maka A14 mendapat rating A+ dengan skor 93 dari Nano Review.
Skor AnTuTu 9 untuk A14 Bionic adalah 723.733, lebih rendah dari A15 Bionic.
Snapdragon 888 5G
Berbicara mengenai chipset terbaik, tidak akan lengkap rasanya jika kita tidak membahas chipset besutan Qualcomm yang bernama Snapdragon.
Pasalnya, Snapdragon merupakan chipset yang paling banyak dan yang paling populer digunakan pada smartphone dan tablet.
Sebagai salah satu seri Snapdragon 800, Qualcomm merancang 888 5G (atau biasa disebut dengan 888 Plus) dengan meningkatkan beberapa performa dari chipset 888 biasa. Perbedaan yang paling signifikan adalah chipset ini sudah mendukung jaringan 5G.
Chipset ini juga merupakan chipset terkencang dari Qualcomm. CPU dari chipset ini dipersenjatai dengan clock core Kryo 680 yang menghasilkan kecepatan 2.994 GHz.
Sementara untuk GPU-nya masih menggunakan Adreno 660 dan modem Snapdragon X60 5G dengan kecepatan hingga 7,5 GHz.
Sebagai salah satu chipset terkencang pada tahun ini, 888 5G mendapat rating A+ dengan skor 92 dari Nano Review.
Skor GeekBench 5 chipset Snapdragon 888 5G adalah 1178 untuk single-core dan 3651 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Snapdragon 888 5G adalah 865.577.
Exynos 2100
Jajaran chipset terbaik berikutnya diisi oleh chipset besutan Samsung yaitu Exynos 2100. Menjadi otak pada smartphone Samsung Galaxy S21, chipset ini dibangun dengan fabrikasi 5 nanometer.
Chipset ini sudah mendukung jaringan 5G. Ia hadir dengan delapan core yang terbagi dalam tiga klaster yaitu 3 core prosesor Cortex A78 dengan kecepatan 2,8 GHz, satu core prosesor Cortex X1 6 2,9 GHz, dan empat core prosesor Cortex A22 2,2 GHz. GPU-nya menggunakan ARM Mali G78 MP14.
Hal ini menjadikan Exynos 2100 sebagai chipset pertama yang mendukung hasil foto hingga 200 MP. Chipset Exynos yang satu ini mendapat rating A+ dengan skor 84 dari Nano Review.
Skor GeekBench 5 chipset Exynos 2100 adalah 1091 untuk single-core dan 3616 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Exynos 2100 adalah 738.524.
Kirin 9000
Meskipun tidak sepopuler chipset yang lainnya, Kirin 9000 layak dimasukkan dalam kategori chipset terbaik pada tahun ini.
Selain sudah mendukung jaringan 5G, chipset besutan Huawei ini menawarkan kecepatan dan performa yang baik.
Hal ini terbukti dengan skor benchmark-nya yang baik, yaitu skor 84 dengan rating A+ dari Nano Review.
Fabrikasi Kirin 9000 adalah 5 nanometer. Kirin 9000 terdiri dari delapan core yang terbagi menjadi tiga klaster. Ketiga klaster ini yaitu empat core Cortex A552,04 GHz untuk urusan hemat daya, tiga core ARM Cortex A77 2,54GHz untuk performa, dan satu core Cortex A77 3,13 GHz yang digunakan juga untuk performa.
Pengolahan grafisnya menggunakan GPU Mali G78 MP24. Chipset ini disematkan pada smartphone Huawei terbaru yaitu Huawei Mate 40 Pro dan Mate 40 Pro+.
Skor GeekBench 5 chipset Kirin 9000 adalah 1051 untuk single-core dan 3737 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Kirin 9000 adalah 724.678.
Snapdragon 870
Snapdragon 870 dirilis sebagai penerus dari Snapdragon 865+. Seri Snapdragon yang satu ini merupakan perbaikan dari 865+ yang suhunya terlampau panas.
Suhu panas ini disinyalir karena performa 865+ yang terlalu kencang. Oleh karena inilah, Qualcomm merilis Snapdragon 870 sebagai alternatif chipset yang lebih dingin untuk smartphone kelas atas.
Chipset ini terdiri dari prosesor yang terbagi menjadi tiga klaster. Tiga klaster ini yaitu empat core di klaster Kryo 585 dengan kecepatan 1,8 GHz untuk penghematan daya, dan tiga core di klaster Kryo 585 dengan kecepatan 2,42 GHz serta satu core di klaster Prime Kryo 585 3,2 GHz untuk performa.
Klaster Prime Kryo yang ada pada 870 ini mempunyai kecepatan 0,1 GHz lebih tinggi 0,1 daripada 865+. Dengan Prime Kryo-nya, 870 berhasil mendapat skor sebesar 79 dengan rating A dari Nano Review.
Skor GeekBench 5 chipset Snapdragon 870 adalah 1003 untuk single-core dan 3409 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Snapdragon 870 adalah 681.480.
Dimensity 1200
Chipset besutan MediaTek ini dibangun dengan proses fabrikasi 6 nanometer. MediaTek merilis Dimensity 1200 bersamaan dengan Dimensity 1100 yang mempunyai performa relatif sama.
Keduanya diklaim memiliki performa 22% lebih kencang dengan efisiensi daya yang lebih hemat hingga 25% daripada pendahulunya yaitu Dimensity 1000.
Chipset ini dipersenjatai dengan delapan core yang terbagi dalam tiga klaster. Klaster pertamanya yaitu tiga core ARM Cortex A78 2,6 GHz dan klaster keduanya yaitu satu core ARM Cortex A78 3 GHz merupakan klaster khusus performa.
Sementara itu, klaster ketiganya yaitu empat core ARM Cortex A55 2 GHz merupakan klaster khusus penghematan daya.
GPU dari Dimensity 1200 ini menggunakan Mali G77 MC9. Saat ini Dimensity 1200 digunakan pada Redmi K40 Gaming dan juga Realme GT Neo Flash.
Nano Reviewmemberi skor sebesar 76 dengan rating A jika diuji berdasarkan benchmark Antutu dan Geekbench.
Skor GeekBench 5 chipset Dimensity 1200 adalah 976 untuk single-core dan 3346 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Dimensity 1200 adalah 674.449.
Exynos 1080
Exynos 1080 dirilis oleh Samsung pada akhir tahun 2020. Walaupun demikian, tipe Exynos yang satu ini masih layak dinobatkan sebagai salah satu chipset terbaik pada tahun ini.
Exynos 1080 merupakan chipset pertama yang dibuat oleh Samsung dengan fabrikasi 5 nanometer.
Dengan mengandalkan 8-core CPU, performa single core dari Exynos 1080 ini diklaim meningkat hingga 50% dibandingkan dengan Exynos generasi sebelumnya. Kinerja multi core-nya pun juga meningkat dua kali lipat daripada Exynos sebelumnya.
Kedelapan core ini terbagi menjadi tiga klaster yaitu satu core Cortex A78 dengan kecepatan 2,8 Ghz, tiga core Cortex A78 dengan kecepatan 2,6 GHz, dan empat core Cortex A55 dengan kecepatan 2,0 GHz.
Sementara untuk GPU-nya, Exynos 1080 menggunakan Mali G78 MP.
Chipset ini juga mendukung konfigurasi kamera hingga resolusi 200 MP untuk single camera dan resolusi 32 MP + 32 MP untuk dual camera. Ia juga mendukung perekaman video 4K dengan kecepatan shoot hingga 60 frame per second (fps).
Berdasarkan uji Antutu dan Geekbench, Exynos 1080 mendapat skor 78 dengan rating A dari Nano Review.
Skor GeekBench 5 chipset Exynos 1080 adalah 840 untuk single-core dan 2938 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Exynos 1080 adalah 711.435.
Snapdragon 865+
865+ merupakan seri Snapdragon yang dirilis oleh Qualcomm sebelum dirilisnya 870. Seri 865+ ini lebih umum digunakan pada smartphone khusus gaming. Hal ini disebabkan karena Snapdragon 865+ memiliki fitur-fitur yang khusus dibuat untuk para gamers, sehingga para gamers bisa memainkan game dengan refresh rate 144 fps.
Selain itu juga, Snapdragon 865+ menyediakan fitur True 10-bit HDR Gaming. Untuk memaksimalkan fitur gaming ini, chipset 865+ ini dipersenjatai dengan CPU delapan core. Delapan core ini yaitu empat core Kryo 585 1,8 Ghz, tiga core Kryo 585 2,42 GHz, dan satu core Prime Kryo 585 3,1 GHz.
Snapdragon 865+ memiliki skor yang sama dengan penerusnya Snapdragon 870 di Nano Review. Walaupun 870 dirilis untuk memperbaiki kelemahan 865+, tetapi mereka sama-sama mendapat skor 79 dengan rating A.
Skor GeekBench 5 chipset Snapdragon 865+ adalah 927 untuk single-core dan 3327 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Snapdragon 865+ adalah 710.978.
Dimensity 1100
Dimensity 1100 memiliki performa yang sangat mirip dengan Dimensity 1200. Hanya saja, chipset ini membagi core-nya hanya dalam dua klaster yaitu empat core Cortex A78 2,6 GHz dan empat core Cortex A55 2,0 GHz.
1100 dan 1200 sama-sama menggunakan GPU Mali G77 MC9.
MediaTek mendesain 1100 dengan beberapa kelebihan, salah satunya yaitu dukungan terhadap layar 144 Hz dan sensor kamera hingga 108 MP.
Dimensity 1100 memiliki skor sedikit lebih rendah daripada 1200, yaitu 74 dengan rating A pada Nano Review.
Skor GeekBench 5 chipset Dimensity 1100 adalah 867 untuk single-core dan 3304 untuk multi-core.
Sementara skor AnTuTu 9 chipset Dimensity 1100 adalah 657.192.
Itulah sepuluh chipset terbaik pada tahun 2021 ini. Sepuluh chipset tersebut masih layak menjadi pilihan anda di tahun mendatang.
Leave a Reply